"Warkop Bukan Sekadar Warung: Aktivis Lontarkan Gagasan Perubahan dari Balik Teh Telur"

Infokasus.id Soppeng Sulawesi Selatan–Di tengah riuh kehidupan dan rutinitas warga, secangkir teh telur pagi di Warkop Abadi, Jalan Kemakmuran, menjadi saksi bisu percakapan bermuatan besar antara dua figur penting: Ketua LPKN dan Ketua Tim Monitoring LHI. Obrolan santai, namun bernas, mencuatkan isu-isu strategis daerah yang selama ini kerap luput dari panggung formal.

Warkop yang dikenal sebagai titik temu berbagai elemen masyarakat ini, pagi itu berubah menjadi ruang diskusi terbuka. Bukan seminar, bukan forum resmi—tapi justru dari meja kayu dan kursi plastik, gagasan tentang transparansi anggaran, pemberdayaan desa, hingga pentingnya sinergi sipil dan pemerintah mengalir deras.

“Kami bicara soal masyarakat yang harus diberdayakan, bukan dimanipulasi. Warga berhak tahu ke mana arah pembangunan dan bagaimana dana publik digunakan,” tegas Ketua LPKN.

Ketua Monitoring LHI menambahkan, “Penegakan hukum harus merata. Edukasi hukum tidak boleh berhenti di ruang elite. Bahkan meja warkop bisa jadi ruang advokasi rakyat.”

Percakapan mereka bukan hanya didengar—tapi disambut. Sejumlah pengunjung warung kopi tampak ikut larut, menyisipkan aspirasi dan keluhan. Dari harga kebutuhan pokok hingga dugaan penyimpangan di pemerintahan desa.

Warkop Abadi, pagi itu, menjadi gambaran nyata bagaimana ruang publik seharusnya hidup—demokratis, terbuka, dan dekat dengan denyut nadi rakyat.

Pertemuan ini menyimpulkan satu hal penting: perubahan tak mesti lahir dari panggung besar. Terkadang, cukup dari segelas teh telur dan keberanian menyuarakan kebenaran.

📌 Liputan oleh Redaksi Infokasus |
📍 Soppeng, 22 Juni 2025



0 Komentar